Selasa, 04 September 2012

KEUTAMAAN AL-QUR’AN, DORONGAN MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MENGAMALKANNYA



KEUTAMAAN AL-QUR’AN, DORONGAN MEMBACA,
MEMPELAJARI DAN MENGAMALKANNYA
Disusun Untuk  Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi
Dosen : Saifuddin, M.Ag.

Makalah
Logo IAIN CIREBON











Disusun oleh
                                               Tito Eka Rahmatullah



Tarbiyah/ IPA Biologi- D / Semester IV



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKLH NURJATI CIREBON
2011




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi kita Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Betapa sempurnanya Al-Qur’an dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran Allah yang tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sisi dan sudut kehidupan, baik tentang akidah, ibadah, etika pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya, politik, ekonomi dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Al-Qur’an juga merupakan satu-satunya kitab yang banyak mengandung keajaiban robbani luar biasa baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yang mampu menandinginya sekalipun bangsa arab yang ahli sastra bahkan seandainya semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong niscaya tidak akan mampu membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yang terbukti nyata pada saat sekarang ini.
Dengan mengacu pada persoalan tersebut, maka dorongan untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dirasa sangat penting dalam usaha mengambil keutamaan yang terkandung didalamnya.

B.     Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengangkat beberapa permasalahan yang diantaranya, yaitu :
1.      Bagaimana keutamaan Al-Qur’an menurut  kacamata hadits ?
2.      Bagaimana keutamaan mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an ?
3.      Adakah hadits tentang dorongan membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an ?
4.      Apa sajakah nilai-nilai tarbawi dari hadits tersebut ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui keutamaan Al-Qur’an menurut hadits.
2.      Mengetahui keutamaan mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.
3.      Mengetahui hadits yang berkenaan dengan dorongan membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an.
4.      Mengetahui nilai-nilai tarbawi dari hadits tersebut.

D.    Sistematika Pembahasan
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab dengan perincian sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,   tujuan dan sistematika penulisan.
Bab II : Pembahasan mengenai hadits yang berkaitan dengan topik makalah ini, dan   juga berisikan tentang nilai – nilai tarbawi yang dapat diambil dari pembahasan.
Bab III : Penutup yang berisi kesimpulan.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keutamaan Al-Qur’an
Al- Qur’an merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad, yang berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab Allah lain yang diturunkan pada nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) yang masih berupa mushaf/ lembaran-lembaran/ gulungan-gulungan, juga hanya berlaku pada masa kenabian tersebut. Berbeda halnya dengan Al-Qur’an yang merupakan kitab Universal, yang digunakan sebagai pedoman bagi setiap insan yang ada di dunia ini dalam menapaki hidup, agar selamat dan berhasil baik di dunia maupun diakhirat, baik mereka (orang yang tidak mengimani Al-Qur’an) percaya ataupun tidak.
Mengenai keutamaan Al-Qur’an, baik secara keseluruhan maupun keutamaan dari surat-surat dalam Al-Qur’an, sungguh terdapat banyak hadist Nabi yang menerangkan keutamaan Al-Qur’an itu sendiri, bahkan walaupun kita baru membacanya, pahalanya sangat besar sekali di sisi Allah Azza wa Jalla, apalagi apabila kita mengkaji dan memahami kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an juga mengamalkannya, sungguh kita akan menjadi manusia pilihan yang dijanjikan Allah yaitu termasuk ke dalam golongan orang-orang bertaqwa, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Baqarah ayat 2: “Tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Qur-an), dan merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa”.
Berikut dipaparkan beberapa keutamaan Al-Qur’an menurut hadits Nabi SAW:
Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang yang mempunyainya." (Riwayat Muslim)[1]
Maksudnya mempunyainya ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.
Dari Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat banyak kaum lantaran kitab Al-Qur’an ini dan dengannya Allah merendahkan (kaum-kaum) yang lain.”(Sahih, Riwayat Imam Muslim dan Imam Ibnu majah. Lihat Sahibul Jami’ no: 1896 )[2]
“Sesungguhnya Allah mengangkat banyak kaum lantaran kitab Al-Qur’an ini” maksudnya ialah bahwa dengan sebab beriman kepada Al-Qur’an, menghormatinya, serta mengamalkan isinya dengan ikhlas, Allah akan mengangkat derajat kaum-kaum. Allah akan menghormati mereka dan akan memuliakan mereka baik di dunia aupun d akhirat.  dan dengannya Allah merendahkan (kaum-kaum) yang lain” Maksudnya ialah bahwa Allah akan merendahkan dan menghinakan orang-orang yang tidak beriman kepada Al-Qur’an, atau beriman saja, tidak mau mengamalkannya sebagai acuan hidupnya, atau mereka membaca ataupun mengamalkannya namun riya ( pamer) sehingga mereka ini diposisikan kedalam kelompok orang-orang yang paling hina. Kemudian, dengan Al-Qur’an pula, Allah merendahkan kaum-kaum yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa betapa jauhnya mereka dari posisi Allah dan dari orang-orang yang berbakti dengan tulus kepada-Nya.
Selain itu Al-Qur’an pun memiliki keistimewaan dan keutamaan dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya, yaitu :
1.      Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia di mana pun berada serta di segala zaman / periode waktu.
2.      Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci Al-Qur'an dapat dipengaruhi jiwanya.
3.      Memutus rantai taqlid yang menghilangkan kebebasan berfikir serta memperlemah kemampuan berupaya dan berkarya manusia.
4.      Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
5.      Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
6.      Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah takwa.
7.      Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

B.     Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur’an

·     Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما dari Nabi صلي الله عليه وسلم, sabdanya:

لَا حَسَدَ إلاُّ في اثنَتَيْن : رَجُلٌ آتَاهُ اللَّه القُرآنَ ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيلِ وآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرجُلٌ آتَاهُ اللَّه مَالًا ، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu - yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya - di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikurniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang - untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih)[3]

·     Dari Abu Musa al-Asy'ari رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مثَلُ المؤمنِ الَّذِي يقْرَأُ القرآنَ مثلُ الأُتْرُجَّةِ : ريحهَا طَيِّبٌ وطَعمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المؤمنِ الَّذي لا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمثَلِ التَّمرةِ : لا رِيح لهَا وطعْمُهَا حلْوٌ ، ومثَلُ المُنَافِق الذي يَقْرَأُ القرْآنَ كَمثَلِ الرِّيحانَةِ : رِيحها طَيّبٌ وطَعْمُهَا مرُّ ، ومَثَلُ المُنَافِقِ الذي لا يَقْرَأُ القرآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَها رِيحٌ وَطَعمُهَا مُرٌّ
"Perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah separti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah separti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah separti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah separti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit." (Muttafaq 'alaih)[4]
·     Dari Usman bin Affan رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
خَيْرُ كُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula." (Riwayat Bukhari) [5]
Mempelajari Al-Qur’an tidak sebatas hanya belajar membaca saja tetapi termasuk juga memikirkan, memahami, mendalami dan sekaligus melaksanakan ajaran-ajarannya.
Jika di lihat dari segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an menyimpan sekian banyak pahala dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat akan di kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia. Sedangkan bagi orang yang terbata-bata dalam membacanya akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala dia membaca Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam membacanya dengan baik dan benar.
Akan tetapi kebaikan, keutamaan dan pahala tersebut tidak dapat di rasakan kecuali orang-orang yang diberi taufik dan hidayah Allah Ta’ala agar mau beriman kepadanya, membaca, mempelajarinya, dan mampu mengaplikasikannya. Adapun orang yang ingkar terhadapnya, tidak mau beriman kepadanya, tidak mau membaca maupun mempelajarinya, apalagi mengamalkannya, maka sekali-kali dia tidak akan merasakan manfaat sedikitpun. Bahkan Al-Qur’an akan menjadi sebab di hinakan dan di sesatkannya orang tersebut, dan akan menjadi hujjah (alasan) di hadapan Allah Ta’ala untuk menyiksakan pada hari kiamat.
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda; “Belajarlah Al-Qur’an dan bacalah ia. Sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu membacakannya dan mengamalkannya, adalah seperti sebuah mangkuk terbuka yang penuh dengan kasturi. Baunya semerbak menyebar ke seluruh tempat. Dan perumpamaan orang yang belajar Al-Qur’an tetapi tidur sedangkan Al-Qur’an berada dalam hatinya, adalah seperti mangkuk yang penuh kasturi, tetapi mulutnya tertutup.” (HR. Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)
Orang yang mempelajari dan membaca Al-Qur’an ditengah malam dalam sholat diibaratkan sebuah mangkuk kasturi yang terbuka, yang baunya menyebar keseluruh tempat.
Orang yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al-Qur’an sehingga tidak sempat berdo’a, maka Allah akan mengaruniakan kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang diberikan kepada orang yang berdo’a. Dengan demikian semakin lengkaplah betapa besar keutamaan dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.
Adapun cara yang bisa ditempuh untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Meyakini dan mengimani segi-segi akidah dan informasi yang ada didalam Al-Qur’an
2.      Mematuhi perintah dan larangan serta mempraktikannya dalam perilaku sehari-hari baik terhadap diri maupun orang lain.

C.    Dorongan Membaca Al-Qur’an
    Adapun di antara keutamaan membaca al-Qur`an dari sunnah Rasulullah SAW adalah:
  1. Menjadi manusia yang terbaik:
      "Dari Utsman bin 'Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
                  'Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan   mengajarkannya." ( HR. Al-Bukhari)
  1. Kenikmatan yang tiada bandingnya:
      Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ
 وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ
             'Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan  seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam." (Muttafaqun alaih)
  1. Al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat: dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
            "Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya)." (HR. Muslim)
  1. Pahala berlipat ganda: dari Ibnu Mas'ud rad, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم
 حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
            "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan  dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan 'alif laam miim' satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)
  1. Dikumpulkan bersama para malaikat: dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, 'Nabi Muhammad SAW bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ
 وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
            "Orang yang membaca al-Qur'an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." (Muttafaqun 'alaih)
            Inilah sebagian dari anjuran dan keutamaan membaca al-Qur`an, dan yang perlu diingat bahwa pahala membaca al-Qur`an diperoleh bagi siapa pun yang membacanya, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Kendati demikian kalau bisa memahaminya pahalanya tentu lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca al-Qur`an yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahamainya, di antaranya adalah:
1.      Sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur`an dari perubahan dan campur tangan manusia, seperti yang menimpa kitab-kitab sebelumnya.
2.      Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat persatuan agama, dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta memperkokoh barisan mereka.
3.      Sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur`an untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur`an.

Setelah kita dianjurkan membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an kita juga diperintahkan untuk menjaga dan membaca Al-Qur’an secara tetap, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحمَّدٍ بِيدِهِ لَهُو أَشَدُّ تَفَلُّتاً مِنَ الإِبِلِ في عُقُلِهَا
"Berta'ahudlah kepada al-Quran - yakni peliharalah untuk selalu membaca al-Quran itu secara tetap waktunya-, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, niscayalah al-Quran itu lebih sangat mudah terlepasnya daripada seekor unta yang ada di dalam ikatan talinya." (Muttafaq 'alaih)[6]



D.    Nilai-Nilai Tarbawi
Adapun nilai-nilai tarbawi yang dapat diambil dari hadits-hadits di atas yang berkenaan dengan keutamaan Al-Qur’an, dorongan membaca, mempelajari dan mengamalkannya, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.      Bagi pendidik dan peserta didik dianjurkan untuk senantiasa membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Telah kita ketahui bahwasanya esensi dari hidup ini adalah untuk beribadah, sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya “dan kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku”. Dari situlah berarti ibadah merupakan suatu kewajiban, dimana apabila tidak mengerjakannya mendapatkan dosa. Ibadah memiliki arti luas, ada ibadah mahdloh dan ada juga ibadah ghoir mahdloh. Membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an merupakan kewajiban kita semua yang mana itu semua adalah ibadah.
Adapun Allah SWT  memerintahkan sesuatu hal berarti terdapat hikmah atau manfaat untuk kebaikan manusia itu sendiri. Ketika kita dianjurkan untuk membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari itu semua selain merupakan kewajiban kita terdapat banyak manfaat. Dengan membaca Al-qur’an kita mendapatkan pahala, mempelajarinya lebih dalam dapat mendapatkan ilmu pengetahuan karena sumber ilmu pengetahuan adalah Al-qur’an, dan mengamalkan Al-qur’an diharapkan terbentuknya jiwa dan akhlaq Qur’ani baik itu si pendidik ataupun si peserta didik, karena seperti halnya Rasulullah SAW, beliau adalah manusia yang berakhlaq Al-qur’an.

2.      Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an sejak dini dan menjaganya sampai akhir hayat.
perintah membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an itu diperintahkan sejak dini supaya setelah dewasa jadi terbiasa untuk terus mengamalkan Al-qur’an. Selain itu juga, setelah terbiasa menbaca, mempelajari, serta mengamalkan Al-qur’an itu dianjurkan untuk menjaganya sampai akhir hayat. Maksudnya, kebiasaan tersebut yakni membaca, mempelajari, serta mengamalkan Al-qur’an yang sudah dilatih sejak dini harus bisa di istiqomahkan atau di dawamkan hingga Allah SWT. memanggil kita.  Karena hal itu semua memiliki keistimewaan dan keutamaannya bagi orang tersebut yang mau membaca, mempelajari, serta mengamalkan Al-qur’an sejak dini dan mengistiqomahkannya sampai akhir hayat yang salah satunya Al-qur’an tersebut kelak di Yaumil Qiamat akan memberi syafaat kepada ahlinya yaitu orang-orang yang mau membaca Al-qur’an, mempelajari serta mengamalkannya secara istiqomah.

3.      Menunjukkan betapa agung dan mulianya Al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya sebelum Al-Qur’an.
Al- Qur’an merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad, yang berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab Allah lain yang diturunkan pada nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) yang masih berupa mushaf/ lembaran-lembaran/ gulungan-gulungan, juga hanya berlaku pada masa kenabian tersebut.
Selain itu juga Al-qur’anpun memiliki keistimewaan dan keutamaan dibandingkan dengan kitab-kitab yang lainnya diantaranya Al-qur’an member pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hokum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia dimanapun berada serta disegala zaman atau oeriode waktu, Al-qur’an memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci Al-qur’an dapat dipengaruhi jiwanya, Al-qur’an memutus rantai yaqlid yang menghilangkan kebebasan berfikir serta memperlemah kemampuan berupaya dan berkarya manusia, Al-qur’an juga memberikan gambaran umum ilmu alam sehingga merangsang perkembangan berbagai ilmu dan banyak sekali mengenai keistimewaan dan keutamaan Al-qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab yang lainnya.
4.      Al-Qur’an sebagai penentu derajat (tinggi atau rendahnya) di syurga bagi pembacanya.
Telah kita ketahui bahwa perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu membacakannya dan mengamalkannya, adalah seperti sebuah mangkuk terbuka yang penuh dengan kasturi. Baunya semerbak menyebar ke seluruh tempat. Dan perumpamaan orang yang belajar Al-Qur’an tetapi tidur sedangkan Al-Qur’an berada dalam hatinya, adalah seperti mangkuk yang penuh kasturi, tetapi mulutnya tertutup.
Selain itu juga, perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah separti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah separti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Qur’an ialah separti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Qur’an ialah separti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.

5.      Menumbuhkan rasa cinta kepada Al-Qur’an sehingga kita senantiasa bersemangat dalam membaca, mempelajari dan mentadaburi Al-Qur’an juga melaksanakan ajaran-ajarannya baik itu berupa perintah ataupun berupa larangan.
Begitu banyak keistimewaan dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya yaitu dengan melaksanakan ajaran-ajarannya baik itu berupa perintah ataupun berupa larangan, maka dari itu diharapkan kita semua bersemangat untuk membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an sehingga timbulah rasa cinta terhadap Al-qu’an itu sendiri.




BAB III
PENUTUP
·        KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang keutamaan Al-Qur’an, dorongan membaca, mempelajari, dan mengamalkan A-Qur’an dapat disimpulkan bahwa :
1.        Keutamaan Al-Qur’an, baik secara keseluruhan maupun keutamaan dari surat-surat dalam Al-Qur’an, sungguh terdapat banyak hadist Nabi yang menerangkan keutamaan Al-Qur’an itu sendiri, bahkan walaupun kita baru membacanya, pahalanya sangat besar sekali di sisi Allah Azza wa Jalla, apalagi apabila kita mengkaji dan memahami kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an juga mengamalkannya, sungguh kita akan menjadi manusia pilihan yang dijanjikan Allah yaitu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa.
2.        Keutamaan dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an diantaranya mendapat syafaat atau perlindungan dari Allah SWT di hari kiamat kelak. Selain itu tersirat pula di dalamnya suatu bimbingan bagi mereka yang menginginkan konsep hidup yang mapan demi meraih kesejahteraan di dunia dan akhirat.
3.        Sebagaimana dari beberapa hadits di atas terkait dorongan membaca Al-Quran tentulah sangat dianjurkan dengan berbagai keutamaannya yang diantaranya mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan dikumpulkan bersama para malaikat Allah SWT.
4.        Nilai-nilai tarbawi yang dapat diambil dari hadits di atas diantaranya yaitu kita dianjurkan untuk senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari serta mengistiqomahkannya sampai akhir hayat, menunjukkan betapa agung dan mulianya Al-Qur’an, dan menumbuhkan rasa cinta kita kepada Al-Qur’an sehingga kita selalu bersemangat dalam membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA
·        Kitab Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadush Shalihin Jilid 2. Karangan Abi Usamah Salim bin ‘idul Hilali.
·        Kitab Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyadus Shalihin Jilid 2. Karangan Imam Hafidz Al-Faqih Abi Zakariya Muhyiddin Yahya Nawawi.
·        Muhammad Nashiruddin al-bani.2010.Ensiklopedi Shahih Hadits Qudsi.
           Surabaya: Duta Ilmu.
·        Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry.2007. Keutamaan Al-
            Qur’an: Islamhouse.com
·        Tarjamah Riyadhus Shalihin (Taman Orang-orang Shalih).
(Tgl.13 Maret 2011.  Pukul. 16:00 WIB)





[1] Abi Usamah Salim, Kitab Bahjatunnadzirin Syarah Riyadush-shalihin Jilid:2, hal 225
[2] Ensiklopedi Sahih Hadits Qudsi  hal 242
[3] Kitab Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyadus Shalihin, Imam Hafidz Al-Faqih Abi Zakariya, Hal. 742
[4] Kitab Nuzhat al-Muttaqin Syarah Riyadus Shalihin, Imam Hafidz Al-Faqih Abi Zakariya, Hal. 741
[5] Tarjamah Riyadhus Shalihin, (123)
[6] Keutamaan  AL-Qur’an  dan  Membacanya (Sub.3)